Mesen, Ambil Rumput Bayar Satu Sen
Kampung Mesen termasuk dalam wilayah Kelurahan Purwadiningratan. Terletak diantara perempatan Warungpelem ke timur sampai pertigaan Jayaraharjan, ke utara sampai Pasar Ledoksari, ke barat sampai pertigaan Jl Urip Sumoharjo. Mesen berasal dari kata Mesi, artinya membayar.
Dinamakan Mesen karena tempat tersebut dahulu merupakan tanah lapang yang subur dan ditumbuhi rumput. Setiap orang yang ingin mencari rumput di lahan tersebut diwajibkan membayar satu sen. Sekitar daerah ini memang dulunya banyak pengusaha pemerahan susu sapi, terutama Petoran dan Jebres, jadi tak jarang banyak para pencari rumput ke daerah ini.
Pendapat lain mengatakan, Mesen berasal dari kata mesiu, obat bedhil. Dikatakan dahulu daerah ini merupakan daerah tempat untuk menyimpan mesiu atau obat senapan, namun tanda buktinya sangatlah lemah.
Sekolah Sin Min yang diperuntukkan bagi golongan Tionghoa juga pernah berdiri di sini. Sejak 1966, sekolah tersebut digunakan sebagai kampus IKIP Negeri Surakarta. Pada tahun 1976 IKIP Negeri bergabung menjadi Universitas Sebelas Maret. Mulai tahun 1976-1984 bangunan sekolah di situ digunakan oleh Fakultas Sastra UNS, lalu berganti menjadi kantor LPPM, berubah lagi menjadi kampus Fakultas Ekonomi jurusan D 3 dan sekarang dipakai untuk Jurusan Psikologi FK UNS.
Di Wilayah Mesen ini juga terdapat Kampung Dagen, yang dahulunya merupakan tempat tinggal abdi dalem Undagi ( kelompok tukang kayu istana yang bertugas mengerjakan bagian bangunan rumah di luar bangunan baku, seperti membuat kusen, pintu, jendela, atap, dll). Sedangkan untuk bangunan utama/balungan rumah dibuat oleh abdi dalem Kalang, yang tempat tinggalnya sekarang dikenal dengan nama kampung Kalangan.
udah dua tahun kuliah di sana baru sekarang tahu sejarah lengkapnya, hehe 😀