Pasar Kliwon, Jualan Kambing saat Pasaran Kliwon di Kampung Arab
Konon, dahulu Pasar Kliwon merupakan tempat penjualan kambing yang ramai setiap hari pasaran Kliwon. Pasar ini berada di Kampung Arab, yaitu tempat tinggal khusus bagi orang-orang Arab di jaman penjajahan Belanda. Melalui kebijakan wijken stelsel, orang Arab yang dikategorikan penduduk Timur Asing dalam struktur masyarakat kolonial, diwajibkan tinggal di suatu tempat khusus yang telah ditentukan dan dipimpin oleh seorang kapiten. Tujuannya adalah agar mereka tidak membahayakan serta mudah diawasi oleh Pemerintah Hindia Belanda yang ketakutan terhadap Islam dan keturunan Arab.
Di Pasar Kliwon berdiri Rumah Sakit Kustati, salah satu rumah sakit terkenal di Kota Surakarta. Menurut cerita, tanah untuk bangunan rumah sakit tersebut merupakan hadiah dari PB X kepada seorang keturunan Arab yang pernah menjadi guru mengaji dan menyembuhkan sakit putri sunan yang bernama Kustati. Oleh karena itulah, untuk mengenang jasa Sunan terutama putrinya yang sembuh dari sakit, maka rumah sakit itu diberi nama Kustati.
Di wilayah ini juga terdapat sebuah sumber mata air yang dinamakan Kedhung Pengantin. Sumber mata air ini mempunyai fungsi yang sangat penting bagi penduduk Surakarta, terutama bagi mereka yang hendak mengadakan upacara perkawinan. Air Kedhung Pengantin dgunakan untuk syarat kelengkapan upacara pernikahan.
Selain menjadi nama kelurahan, Pasar Kliwon juga menjadi nama Kecamatan dengan wilayah meliputi kelurahan Bathangan, Pasar Kliwon, Kedunglumbu, Semanggi, Gajahan, Kauman, Jayasuran, Sangkrah, Lojiwetan dan Gading. Dengan Surat Keputusan Pepatih Dalem tertanggal 18 September 1939, No 18/5C/5/I Kel. Gading dimasukkan ke wilayah Kel. Semanggi, sehingga tinggal sembilan kelurahan. Lojiwurung termasuk dalam kelurahan Sangkrah. Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Loji Wurung kemudian oleh Pemkot Solo diganti namanya menjadi Kampung Baru.
Di Pasar Kliwon ini terkenal sebagai pusatnya kuliner daging kambing. Beberapa yang sudah terkenal yaitu sate kambing Hj. Bejo di belakang Luwes Lojiwetan yang terkenal dengan sate buntelnya, atau bisa juga coba sate kambing Pak Min Sinthong di depan Masjid Riyadh. Di sebelah lawang gapit bagian selatan, kamu bisa mencicipi Es Plengeh atau sekadar rekreasi pada sore hari di Alun-Alun Kidul. Di situ kalau sore menjadi semacam pasar tiban yang dipenuhi dengan berbagai macam penjual makanan ringan.
salam kenal…..banyak yang ingin saya ketahui tentang solo….
Waduh siapa nih yang nulis artikel ini…?
“Rumah Sakit Umum Islam Kustati, salah satu rumah sakit terkenal di Surakarta. Konon, tanah tempat berdirinya rumah sakit ini hadiah dari Paku Buwono X kepada seorang ustadz bernama Kustati.”
Kok NGAWUR ya…..!!
KOOSTATI Putri dari KGPH. HADIWIDJOJO. Putra dari Sinuhun Paku Buwono X.
Nama lengkapnya BRAy. KOOSTATI SRIHARITI.